Home LUMBUNG GAGASAN Yuk Belajar Manajemen dari Yesus: Value Proposition (3)

Yuk Belajar Manajemen dari Yesus: Value Proposition (3)

0

JUGA tak kalah pentingnya adalah unsur di bawah ini:

4. Status/Image/Citra

Perilaku pelanggan itu bermacam-macam. Perilaku ini sangat mempengaruhi keputusannya untuk membeli suatu produk. Ia membeli suatu produk karena yakin produk itu akan membawanya ke suatu citra, status atau image tertentu, bukan karena manfaat dasar dari produk itu.

Misal: pakaian. Manfaat utama pakaian adalah untuk menutup aurat. Namun dalam memilih pakaian, orang akan menentukan pilihannya bukan pertama-tama atas dasar manfaat tetapi dipengaruhi oleh status, citra atau image yang ingin ditampilkan. Seorang suster memilih pakaian putih dengan kerudung, seorang pastor dengan jubah atau kolarnya, seorang pengusaha dengan dasi dan jas, seorang penyanyi dengan celana jeans yang sobek-sobek, dll. Mereka memilih penutup aurat model itu karena citra yang ingin mereka tampilkan.

Dalam pewartaanNya, Yesus tidak hanya “sekedar” berkhotbah, tetapi juga memberi status atau citra baru pada para pengikutNya, yaitu “Menjadi murid atau pengikut Kristus”. Citra atau status ini melekat pada orang ketika mereka percaya akan SabdaNya dan mengikuti JejakNya. Sebagai simbol muncul tradisi pembabtisan untuk orang-orang Kristen. Begitu menyandang status sebagai orang Kristen, maka ada citra dan konsekuensi yang mengikutinya. Petrus dan beberapa rasul yang tadinya adalah berstatus nelayan dengan citra yang melekat padanya, diminta oleh Yesus mengubah status mereka menjadi “penjala manusia” dengan citra yang berbeda dengan citra seorang penjala ikan.    

5. Price/Harga

Bagi sebagian besar masyarakat, harga adalah pertimbangan utama dalam memilih suatu produk. Untuk produk-produk yang sejenis atau yang exit barrier-nya rendah, pelanggan akan sangat mudah untuk ganti membeli merk lain karena faktor harga ini. Gonta ganti merek adalah fenomena biasa pada segmen masyarakat yang sensitive terhadap harga. Untuk meningkatkan volume penjualan, beberapa merk malah melakukan diskon. Bagi pelaku bisnis, fenomena ini menuntut kejelian yang tinggi untuk menentukan harga yang pas dan timing yang tepat.

Yesus sadar bahwa warta keselamatan yang ia tawarkan ini akan menyebar di seluruh penjuru dunia dan pada kelompok-kelompok masyarakat sudah punya nilai atau budaya atau harga sendiri-sendiri. Warta Keselamatan ala Yesus, selain berinteraksi dengan kepercayaan yang sudah ada dalam masyarakat, ia juga akan “bersaing” dengan warta keselamatan yang ditawarkan oleh agama-agama lain.

Manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan model mencapai keselamatan yang ditawarkan kepadanya. Manusia dapat memilih, dapat berganti, bahkan tidak memilih sama sekali model yang ditawarkan. Karena kebebasan untuk ini, apakah pewartaan Yesus menawarkan “discount” untuk harga yang harus dibayar ketika seseorang mengikuti Dia? Jawabannya tidak. Yesus tidak menarik pelangganNya dengan iming-iming discount, karena Ia yakin akan kualitas dan keaslian Warta Keselamatan yang Ia ajarkan.

Dalam Injil, Yesus beberapa kali juga mengatakan bahwa “Barang siapa mau mengikuti Aku, ia harus meninggalkan segala sesuatu, termasuk keluarga dan harta benda”. Totalitas. Itulah harga yang harus dibayar. Yesus tidak bermain-main dalam menentukan harga. Harga rendah, kualitas rendah dan kadar keaslian rendah, bukanlah value proposition yang ditawarkan Yesus.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version