Home BERITA Ziarah untuk Sembuhkan Anak yang Sakit

Ziarah untuk Sembuhkan Anak yang Sakit

0
Ilustrassi: Gua Maria Misericordia Sukomoro di Palembang.

BAPERAN. BAcaan PERmenungan hariAN

Senin, 6 Desember 2021.

Tema: Kebutuhan Nyata.

Bacaan

  • Yes 35: 1-10.
  • Luk. 5: 17-26.

IMAN dan kenyataan kadang tidak berjalan seiring. Bahkan tidak jarang orang mengambil jalan pintas, mempermudah, mengatasi kenyataan dan penderitaan. Instan.

Kadang kala kebutuhan mendesak,  kenyataan yang menduka membuat orang tergesa-gesa memilih sesuatu untuk mengatasi deritanya.

Tidaklah salah. Ada kebutuhan konkrit, ada keprihatinan dan derita yang harus segera diakhiri. Namun diiringi dengan harapan yang kuat, derita mungkin dapat diakhiri sejalan dengan kekuatan dan harapan hidupnya, iman.

Dalam terang iman, orang berjalan dengan  harapan. Melalui terang iman pula, orang bisa mempertimbangkan, memilih dan memutuskan hal-hal yang baik.

Menjadi orang beriman berarti berjalan dalam kebenaran. Semua perkara hidupnya, kebutuhannya diletakkan dalam kerangka kebenaran iman yang dia pegang. Dengan demikian, ia berjalan di dalam jalur kebenaran. Keberanian belajar percaya,  berani belajar berserah itu yang lebih memdewasakan.

“Mo, kami sekeluarga akan pergi keliling ke sembilan lokasi Gua Maria.”

“Oh perjalanan yang baik. Peziarahan yang agung ke Bunda Maria menuju Tuhan Yesus. Sering melakukannya ta?”

“Kalau di dalam negeri, kami pergi melakukannya setahun sekali. Tapi kalau di luar negeri, belum terpikir, Mo. Mengingat biaya yang besar.

Ya mudah-mudahan suatu saat akan terpenuhi! Tapi di dalam negeri pun sudah cukup. Yang penting motivasi untuk menjalani itu apa.

“Apa yang melatarbelakangi kalian sekeluarga setahun sekali berziarah ke sembilan tempat yang disucikan untuk menghormati Ibu Maria?”

“Iya Romo. Kami berkeliling di semua pulau, mo. Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Se Nusantara. Selain itu, kami dapat menikmati budaya dan makanan khas dari mereka. Berkenalan dengan banyak pastor dan suster di tempat peziarahan. Itu semua menambah persaudaraan dan saling mendukung.”

“Apa yang melatarbelakangi peziarahan itu.”

“Begini. Selain bersyukur atas keluarga, usaha yang selalu diperlancar sehingga kami tidak kekurangan. Tetapi ada satu motivasi yang terdalam. Saya ingin anak kami yang terakhir bisa disembuhkan. Ia kadang-kadang meriang dan kadang dingin, lalu selalu bersembunyi di kamar di tempat yang gelap. Ia takut cahaya. Dan kalau ada tamu dari rumah dia begitu ketakutan.”

“Sudah pergi ke dokter? Atau psikolog?”

“Sudah Mo. Sudah banyak minum obat. Tetap hasilnya kurang bagus. Akhirnya saya tidak lagi ke dokter. Usaha saya terus berdoa dan ziarah bersama keluarga. Terpaksa anak ditinggal karena tidak mungkin dibawa ikut serta.

“Itu yang menjadi keprihatinan kami Romo. Dan semua acara doa dan penyembuhan kami mengikuti. Tetapi sampai sekarang pun Tuhan belum meringankan bebannya.

Ini sudah menginjak tahun ke-5. Hanya Tuhan yang kami andalkan. Dia satu-satunya yang memungkinkan itu terjadi. Begitu banyak saran dari orang lain bahkan tim medis membuat kami bingung sendiri maka saya “keep” dia dalam nama Tuhan.”

“Memang baik usaha spiritualitasmu. Namun usaha manusiawi juga penting. Kodrat disempurnakan rahmat. Artinya perawatan medis juga penting. Minimal meminimalisir dengan obat-obat, yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.”

“Baik Romo akan kami lanjutkan. Mohon berkatnya. Sudilah mampir ke rumah berdoa bersama kami, Mo.”

Begitu saya masuk rumahnya, saya merasa tidak nyaman. Bahkan di beberapa tempat agak merinding dan bau bunga. Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi, tetapi hatiku merasa ada sesuatu

“Apakah engkau pernah ke orang pintar dengan maksud tertentu?”

Lama sekali dijawab. Isterinya selalu melirik kepada suami. Tidak berani berkata apa pun.

“Mungkin juga puterimu kena dampak atas keputusan masa lalu yang mungkin tidak kamu pahami akibatnya. Kalau engkau menyayangi anakmu, satu-satunya puterimu, engkau pasti mau membuangnya; melepaskan semua belenggu. Walau engkau hidup apa adanya. Biarkan diri dan keluargamu di dalam Tuhan. Lepaskanlah…”

Sabda hari ini, “Supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” ay 24.

Tuhan, pulihkanlah hidup kami dalam nama-Mu. Amin.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version